Perbedaan Jenis Startup Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn

Ada beberapa istilah untuk perusahaan rintisan, tetapi beberapa yang paling penting adalah “unicorn”, “decacorn” dan “hectocorn”.  Istilah-istilah ini telah digunakan secara universal selama beberapa waktu, tetapi apakah orang-orang tahu apa yang sebenarnya mereka perjuangkan?

Perbedaan Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn

Istilah “unicorn” pertama kali diciptakan pada tahun 2013 oleh Aileen Lee, pendiri Cowboy Ventures, sebuah perusahaan modal ventura tahap benih yang berbasis di AS. Dalam artikel TechCrunch Selamat Datang di The Unicorn Club: Belajar dari Startup Miliar Dolar (2013), ia menyebut perusahaan startup senilai US$1 Miliar atau lebih sebagai unicorn.  Sedangkan decacorn adalah istilah untuk perusahaan yang nilainya lebih dari US$10 Miliar, sedangkan hectocorn digunakan untuk perusahaan yang nilainya di atas US$100 Miliar.

Bukannya berasal dari kinerja tahun-tahun sebelumnya, valuasi yang membuat perusahaan rintisan menjadi unicorn, decacorn, dan hectocorn berasal dari peluang pertumbuhan mereka dan perkembangan yang diharapkan untuk pasar potensial mereka.  Penilaian untuk startup juga bisa berasal dari putaran pendanaan perusahaan modal ventura.  Penilaian perusahaan rintisan juga dapat dipertimbangkan dari angka yang diberikan ketika perusahaan yang jauh lebih besar membelinya.

Unicorn dan Decacorn di Indonesia

Menurut data yang diberikan oleh CB Insights, ada lebih dari 450 unicorn dan 24 perusahaan decacorn di seluruh dunia.  Amerika Serikat adalah penyumbang terbesar angka tersebut dengan 214 unicorn dan 11 decacorn, diikuti oleh China dengan 115 unicorn dan 6 decacorn.

 Jumlah perusahaan unicorn dan decacorn yang dimiliki AS dan China sangat jauh berbeda dibandingkan dengan negara lain, karena peringkat ketiga ada di Inggris dengan 23 unicorn dan 1 decacorn.

Meski tidak memiliki perusahaan unicorn dan decacorn sebanyak tiga negara di atas, ekosistem startup Indonesia tidak bisa dianggap enteng.  Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara dalam hal ekonomi digital dan di antara pengguna smartphone paling aktif di dunia.  Diikuti dengan semakin banyaknya startup yang terus menawarkan ide dan inovasi baru, Indonesia terus menunjukkan potensi besar untuk menjadi sangat kompetitif di antara negara-negara lain.

Hal ini juga dibuktikan dengan munculnya beberapa perusahaan asal Indonesia yang menyandang predikat unicorn dan decacorn, semuanya berbasis aplikasi dan selalu inovatif dalam memberikan layanan terbaik bagi penggunanya.

Pada tahun 2019, Indonesia telah menghasilkan 4 perusahaan unicorn: Tokopedia, perusahaan startup teknologi Indonesia yang berspesialisasi dalam e-commerce;  Traveloka, platform online terkemuka di Asia Tenggara yang menyediakan berbagai macam perjalanan;  Bukalapak, pasar online di mana pengguna lokal dapat membeli dan menjual satu sama lain;  dan OVO, platform digital untuk pembayaran sederhana dan layanan keuangan.  Selanjutnya, pada awal tahun itu, Gojek—platform multi-layanan on-demand Asia Tenggara dan grup teknologi pembayaran digital—diumumkan sebagai perusahaan decacorn pertama dari Indonesia.

Tags :
Share Artikel Ini :

Artikel Terbaru

Mengenal Platform Layanan Investasi Urun Dana
Mengenal Platform Layanan Investasi Urun Dana
Mengenal Jenis-Jenis dan Keuntungan Crowdfunding
Mengenal Jenis-Jenis dan Keuntungan Crowdfunding
Tips Investasi Pemula Minim Risiko dan Minim Modal
Tips Investasi Pemula Minim Risiko dan Minim Modal
Jenis-Jenis Investasi dari yang Aman sampai Berisiko
Jenis-Jenis Investasi dari yang Aman sampai Berisiko

Kategori Blog

Arsip Blog

Artikel Terbaru

Mengenal Platform Layanan Investasi Urun Dana
Mengenal Jenis-Jenis dan Keuntungan Crowdfunding
Tips Investasi Pemula Minim Risiko dan Minim Modal
Jenis-Jenis Investasi dari yang Aman sampai Berisiko

Sosial Media

Berizin dan Diawasi

Subscribe

Subscription Form

© Copyright by danamart.id