Banyak anak muda kini sudah mulai berinvestasi. Mereka sudah sadar bahwa investasi memberikan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan hanya dengan menabung. Peer to peer (P2P) Lending dapat menjadi salah satu sarana mereka untuk menambah penghasilan. P2P lending menjadi sebuah tempat pertemuan para pemodal dengan peminjam. Pertemuan yang terjadi antara pemodal dan peminjam bertujuan untuk mewujudkan transaksi pinjaman. Dengan menjadi pendana (lender), mereka juga dapat membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan per Juli 2020, para lender yang berusia muda (19-34 tahun) mencakup 27% dari total lender keseluruhan. sedangkan para borrower (peminjam) muda mencakup 27,53% dari total borrower. Besarnya persentase generasi muda atau generasi millenials dalam industri P2P lending tidak mungkin bahwa nantinya generasi millenials mayoritas menjadi penggerak pertumbuhan perekonomian melalui fintech khususnya P2P lending.
Nah, dari sekian banyak opsi investasi yang bisa dipilih, P2P lending merupakan alternatif investasi yang cocok untuk kaum milenial. Mengapa?
Modal awal kecil
P2P lending memungkinkan mereka untuk memberikan pinjaman sesuai kemampuan dan preferensi masing-masing. P2P lending menyediakan layanan pemberian pinjaman mulai dari nominal kecil. Di Danamart, millenials bisa mulai menjadi pendana dengan modal Rp100 ribu. Dikutip dari CNBC Indonesia, perencana keuangan Finansialconsulting.com, Eko Endarto mengatakan kaum millenial dengan pendapatan Rp8 juta per bulan ke bawah dapat menjadi pendana di fintech P2P lending. Pas banget kan buat milenial yang gajinya pas-pasan, tapi ingin investasi.
Return yang Menarik
Daya tarik dari P2P lending bagi generasi millenial adalah adanya pengembalian yang menarik yakni lebih tinggi dibandingkan bunga deposito dengan imbal hasil yang berbeda-beda di tiap platform. Keuntungan yang didapatkan berupa bunga hingga di atas 16% per tahun.
Didukung oleh Teknologi
Sebagai generasi millenials yang hidup di era digital, kebutuhan dan aktivitas yang serba cepat menjadi hal utama dalam perkembangan teknologi. Dalam P2P lending, millenial dapat bertransaksi dengan melibatkan dua pihak saja, yakni pendana (lender) dan peminjam (borrower), sementara P2P lending hanya sebagai penyedia layanan untuk menawarkan sistem peminjaman antara kedua pihak.
Danamart memiliki website dan aplikasi mobile yang dapat memudahkan lender dan borrower menggunakan P2P lending sehingga mampu memaksimalkan kegiatan investasi bagi pendana dan kegiatan pinjaman bagi para borrower.
Leluasa Menentukan Tenor
Pendana P2P lending tidak memiliki waktu yang lama untuk berinvestasi. Namun, pendana dapat memilih tenor atau jangka waktu dari 6 bulan, 12 bulan, hingga 24 bulan. Dengan tenor yang ditentukan sediri, pendana dapat menyusun rencana investasi selanjutnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih maksimal.
Dapat Memilih Lebih dari Satu Peminjam
Dalam sistem p2p lending, Danamart memberikan keleluasan bagi pendana untuk mendanai lebih dari satu peminjaman. hal ini disebut sebagai diversifikasi investasi. Metode diversifikasi investasi membagi mendanai pinjaman ke berbagai pinjaman untuk mengurangi risiko investasi. Risiko investasi tersebut biasanya terjadi saat adanya kredit macet di salah satu peminjam. Selain itu, pendana dapat memilih mendanai pinjaman yang mereka inginkan sehingga informasi borrower sangat jelas dan transparan.
Membantu Mengembangkan UMKM dan Pendidikan
Sebagian besar peminjam di platform P2P Lending adalah pelaku UMKM dan para pelajar di Indonesia. Dengan menjadi pendana, kamu dapat membantu para UMKM mendapatkan pinjaman modal untuk membantu mengembangkan usaha mereka.
Selain itu, di Danamart kamu juga bisa memodalkan para pelajar yang sedang menempuh pendidikan untuk meraih cita-cita mereka. Dengan begitu, kamu tidak hanya mendapatkan imbal hasil yang tinggi, namun juga membantu sesama dan membantu mengembangkan produk lokal di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, P2P Lending akan tumbuh pesat dan semakin banyak ketertarikan millenials menjadi pendana dan semakin paham mengenai literasi keuangan. Uang yang kamu tanamkan tidak akan sia-sia. Pastinya masa depan keuanganmu akan lebih terjamin lebih baik.